Kamis, 05 November 2009

Semakin Banyak Silaturahmi Semakin Banyak Rezeki

“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diperpanjang umurnya, maka hendaklah ia bersilaturahmi (menyambung ikatan rahimnya dengan saudaranya)”. (Muslim)


Sungguh luar biasa ajaran Islam. Bayangkan, sejak ribuan tahun lalu Islam telah menganggap pentingnya silaturahmi untuk meningkatkan rezeki. Dalam ilmu marketing, silaturahmi sebenarnya identik dengan customer relationship (hubungan dengan pelanggan). Ilmu marketing selalu menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan konsumennya.
Bagaimana silaturahmi bisa meningkatkan rezeki? Silaturahmi hakikatnya melaksanakan hablum minannaas (hubungan dengan sesama manusia). hablum minannaas yang baik adalah pertemuan antara dua orang atau lebih guna mencari kebenaran dan memperbincangkan keagungan Allah serta kegiatan sosial kemasyarakatan. Dalam hubungan tersebut akan mengalir rezeki karena Allah tidak menjatuhkan langsung rezeki dari langit, tetapi menyebar kran-kran rezeki melalui manusia yang lain. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan hukum kemungkinan (The Law of Probability) untuk mendapatkan rezeki sebanyak-banyaknya dengan memperbanyak silaturahmi. Hukum kemungkinan mengatakan, semakin banyak kita melakukan sesuatu, semakin besar peluang keberhasilan. Semakin banyak orang yang kita kenal, semakin banyak peluang mendapatkan kran rezeki. Semakin beragam orang yang kita kenal, semakin beragam pula jalan menuju sukses financial.
Penelitian Daniel Goleman dalam buku Emotional Intelligence (EQ) menyebutkan bahwa kontribusi IQ terhadap kesuksesan hidup paling banyak 20 persen dan 80 persen sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain yaitu sehimpunan faktor yang disebut kecerdasan emosional (EQ). kecerdasan emosional yang dimaksudkan adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan manusia lainnya. Kalau kita memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka kualitas hubungan kita akan sangat baik, dan hal ini akan mendatangkan hubungan yang lebih luas, termasuk mengalirnya rezeki. Jadi dengan silaturahmi yang didasarkan pada EQ yang tinggi, akan menjadikan orang saling mengenal lebih dalam. Mereka akan saling melengkapi. Perkenalan itu bisa menimbulkan kepercayaan sehingga menimbulkan hubungan lebih luas seperti bisnis. Banyak ide atau gagasan akan muncul dalam pertemuan antara dua orang atau lebih. Ketika kita bersilaturahmi dengan teman lama, seringkali muncul ide-ide yang baik yang selama ini tidak pernah kita pikirkan. Manfaat lainnya, kita bisa direferensikan kepada temannya yang dinilai cocok dengan bisnis, karir atau pekerjaan kita.
Silaturahmi tidak harus dengan teman lama, tetapi juga dengan kenalan-kenalan yang baru saja kita kenal.
Selain itu menjaga silaturahmi yang pertama yang harus dilakukan adalah dengan orang tua kita. Sebab dengan selalu silaturahmi secara baik, orang tua akan selalu ingat dan mendo’akan untuk kesuksesan kita. Do’a orang tua sangat kita harapkan karena do’anya sangat-sangat makbul.
Salah satu cara bersilaturahmi yang efektif, yang dapat meningkatkan rezeki adalah membentuk kelompok tertentu atau bergabung dalam sebuah organisasi. Dengan melakukan pertemuan rutin diantara sesama anggota organisasi, bisa timbul ide-ide dan peluang bisnis atau bantuan pemikiran untuk menyelesaikan masalah atau pun bantuan ekonomi seperti modal kerja.
Cara lainnya adalah bersilaturahmi dengan orang-orang sukses dan ikut memanfaatkan kesuksesannya. Untuk dekat dengan mereka memang tidak gampang, tetapi bila kita sudah bisa dekat dengannya, mereka akan sangat membantu atau mempercepat kesuksesan kita. Untuk dapat dekat dengan mereka harus memiliki keahlian atau sesuatu yang bermanfaat bagi mereka. Misalnya sebagai penulis pemula, kita bisa memanfaatkan orang-orang suskses.
Meski demikian, untuk bersilaturahmi dan berbuat baik jangan pilih-pilih orang, silaturahmi harus dilakukan kepada semua, termasuk orang-orang yang menurut kita kecil atau nggak level dibanding diri kita. Bila kita seorang manager sebuah perusahaan, harus juga berbuat baik kepada satpam atau tukang parkir bahkan preman. Dengan silaturahmi dan berbuat baik, kita akan mendapatkan manfaat misalnya bila kesulitan mencari tempat parkir, akan dibantu dengan ramah. Kita juga akan merasa lebih aman karena kendaraan kita tidak diusilin (diganggu).
Sebagian orang sering lupa bahwa hakikat membantu orang lain, baik membantu dalam hal keuangan, mengajarkan ilmu pengetahuan, membantu biaya pendidikan, mencarikan pekerjaan, memberikan jalan bisnis dan lainnya adalah membantu diri kita sendiri. Mengapa bisa begitu? Mari kita kupas hal itu.
Hakikat orang memberi makan orang lain adalah memberi makan dirinya sendiri, karena pemberian itu merupakan amal yang akan bermanfaat di akhirat. Sedangkan manfaat didunia, kita akan mendapatkan imbalan rezeki, karena orang yang kita beri makan akan mendo’akan kelancaran rezeki kita. Hakikat orang mengajar ilmu pengetahuan adalah mengajar dirinya sendiri karena dengan mengajar, ilmu yang diajarkan tidak akan lupa, malah semakin diingat dan berkembang. Hakikat orang yang membantu mencarikan pekerjaan bagi orang lain adalah meringankan pekerjaan bagi diri sendiri karena dengan kebaikan tersebut orang yang kita bantu biasanya balik membantu, memberikan peluang bisnins lain dan sebagainya. Kalaupun tidak, Allah sendiri yang akan membantu dari jalan yang tidakdisangka-sangka. Rasulullah SAW. bersabda : “Sesungguhnya kalian akan diberi petolongan dan akan diberikan rezeki oleh Allah, manakala kalian mau menolong, membantu dan memberi kepada orang-orang yang lemah dan menderita dalam kehidupan”.
Jangankan menolong orang lain, membantu binatang pun kita akan mendapatkan kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. : “Seorang perempuan pelacur Bani Israil yang telah mendapatkan ampunan, karena pada suatu hari ia melewati seekor anjing yang kehausan hampir mati. Maka perempuan pelacur itu melepaskan sepatunya dan mengikatkannya dengan penutup mukanya, lalu ia mengambil air dengan sepatu itu untuk diminumkan kepada anjing tersebut. Maka ia pun diampuni karenanya”.
Jika diamati orang-orang yang sukses ternyata diantara mereka terdapat benang atau kesamaan, dimana mereka itu adalah orang-orang yang bermanfaat bagi orang banyak (Masyarakat).
Pepatah mengatakan teman seribu masih kurang, musuh satu terlalu banyak. Begitulah kita hidup, harus saling tolong menolong. Allah Maha Penolong dan Dia tidak pernah kehabisan dengan yang dimilikinya. Selain itu kita mesti ingat bahwa apapun yang diperbuat, baik ataupun buruk akan mendapatkan balasan yang setimpal.
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya di akan melihat (balasan) nya”. (Az-Zalzalah : 7 – 8)
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri”. (Al-Israa : 7)
Cepat atau lambat apa yang dilakukan hasilnya akan kita terima. Islam memang tidak mengenal hukum karma, tetapi Islam memberikan ganjaran atau balasan setimpal kepada siapapun yang berbuat baik ataupun buruk. Kalau boleh saya memberikan perumpamaan, apapun yang kita lakukan ibarat melempar bola ke tembok. Semakin kencang bola dilemparkan, semakin keras kita menerima bola. Dalam bahasa Mario teguh – Bussiness Effektiveness Consultant, dalam membina karir, bisnis dan kehidupan yang baik itu memiliki tujuh kesejajaran yang menarik dengan upaya seseorang yang bermain tennis melawan dinding.
Dalam bermain tennis, pertama, kita
harus serve untuk memulai. Ini berarti, kita harus memulai melayani, lebih dulu bila kita ingin hubungan dengan siapapun menjadi baik. Kedua, menyesuaikan kekuatan pukulan dengan kemampuan mengembalikan. Dinding akan mengembalikan bola sesuai dengan kekuatan pukulan. Kita harus menyesuaikan kekuatan pukulan dengan kemampuan kita menerima kembalian dari dinidng itu. Kita tidak bisa menjanjikan pelayanan yang berada diluar kemampuan pribadi dan organisasi kita untuk memenuhinya. Itu sebabnya kita harus membangun kemampuan melayani yang lebih besar untuk bisa berperan lebih besar dalam masyarakat. Ketiga, belajar dari bagaimana dinding mengembalikan pukulan. Pendapat mengenai kualitas kita ada pada mereka yang melihat. Kita tidak bisa menuntut bahwa kita pandai, bila orang lain tidak melihat kita bersikap dan berperilaku pandai. Dengan demikian mempelajari bagaimana menyenangkan orang pelanggan adalah cara terbaik untuk meningkatkan keefektifan pelayanan pribadi. Keempat, bila kita memberikan tipuan, dia akan juga menipu kita. Karir, bisnis dan kehidupan ini bersifat ‘inert’. Dia menjadi seperti apa yang kita perlakukan. Semakin kita bertindak jujur dalam karir, bisnis dan kehidupan, semakin dinding itu berlaku fair kepada kita, dan sebaliknya. Kelima, dinding yang seimbang akan berdiri tegak. Tidak ada seorangpun bisa berdiri tegak bila dia tidak menyeimbangkan antara pekerjaan, istirahat dan rekreasi yang cukup. Keenam, dinding akan memainkan permainan apapun yang kita pilih. Maka pilihlah permainan yang baik. Ketujuh, semakin baik bermain, semakin baik persfektif kita. Orang yang belum ahli akan bermain dekat-dekat dinding. Setelah menjadi ahli, dia bisa memukul dan menerima bola dari jarak yang lebih jauh. Karena jarak itulah dia bisa melihat dan memperhatikan banyak hal dan pandangan yang lebih luas itulah yang membuatnya lebih bijak. (wallahu a’lam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar