Minggu, 30 Agustus 2009

Keutamaan Da’wah dan Perjuangan Agama

H
ari ini kehidupan kita kebanyakan telah jauh dari tuntunan agama. Semangat menjalankan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya telah melemah, kecintaan kepada agama telah memudar, sebaliknya cinta dunia semakin tumbuh subur. Sikap mementingkan diri sendiri telah merajalela, satu sama lain saling menghina dan membuka aib. Akibatnya umat ini telah kehilangan wibawa di mata dunia, sehingga kehinaan demi kehinaan menimpa umat ini.
Padahal dahulu masa Nabi SAW. dan sesudahnya (7 abad pertama hijriyah) umat ini paling berwibawa, disegani dan ditakuti oleh hampir dua pertiga dunia, apalagi dengan diruntuhkannya dua negara adi kuasa waktu itu (Romawi dan Persia). Namun saat ini semua telah hilang karena kita telah meninggalkan kerja utama Rasulullah SAW. (kerja da’wah dan perjuangan agama), sehingga hukum-hukum Allah tidak tegak dimuka bumi ini. Dahulu para sahabat telah mencapai kemuliaan di dunia dan di akherat karena telah menjadikan kerja da’wah dan perjuangan agama sebagai kerja utama mereka, sedangkan kerja-kerja lain hanya sebatas keperluan bukan maksud. Telah menjadi opini umum bahwa bila orang dahulu masuk Islam mereka langsung mengikuti perjuangan dan penyebaran agama yang suci ini.
Renungkanlah sabda Nabi SAW., ”Apabila kamu sekalian hanya mementingkan urusan perniagaan, kalian hanya sibuk menggembala lembu-lembu (peternakan), kalian senang dengan pertanian dan meninggalkan jihad (usaha da’wah dan perjuangan agama), maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang tidak akan diangkat oleh Allah sehingga kalian kembali kepada agama kalian yakni kearah da’wah dan perjuangan agama”. (Abu Dawud)
Nabi SAW. telah bersabda ketika haji wada’, ”Laksanakanlah oleh kalian (segala yang datang) dariku, wahai hamba-hamba Allah ....................!”
Da’wah dan perjuangan agama adalah amalan yang paling utama dan paling mulia disisi Allah SWT. Pada zaman dahulu, tidak ada yang melakukan da’wah kecuali para Nabi dan Rasul. Akan tetapi salah satu tanda bahwa Allah SWT. memuliakan umat ini adalah dengan memberikan pekerjaan para Nabi yaitu da’wah.
Firman Allah SWT. : ”Sesungguhnya Kami menolong Rasul-Rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya
saksi-saksi (hari Qiamat)”. (Mukmin : 51)
Allah SWT. memberikan do’a mustajab kepada orang yang da’wah dan memperjuangkan agama yang do’a tersebut dapat menyamai do’a para Nabi. Suatu ketika Nabi SAW. naik keatas mimbar lalu bersabda, ”Wahai manusia, sesungguhnya Allah SWT. berfirman kepada kalian, suruhlah manusia kepada yang ma’ruf dan cegahlah mereka dari kemungkaran sebelum datang masanya dimana kalian berdo’a kepada-Ku, tetapi Aku tidak akan mengabulkan do’a kalian ; kalian minta bantuan kepada-Ku, tetapi Aku tidak akan membantu kalian”.
Asbab da’wah, Allah akan menjaga da’i (orang da’wah) dari fitnah. Fitnah disini maksudnya tidak adanya kejelasan mengenai yang haq sehingga terjerumus kedalam kesesatan tanpa ia sadari. Firman Allah SWT. : ”Sebagian dari mereka ada yang berkata, ”Berilah saya izin (untuk tidak pergi berjihad), dan janganlah kamu jadikan saya terjerumus ke dalam fitnah”, ketahuilah, bahwasanya mereka telah terjerumus kedalam fitnah ....................... (At Taubah : 49)
Sebagian golongan munafik telah meminta izin kepada Nabi SAW. untuk tetap tinggal dirumah (tidak ikut berjihad), maka Beliau pun mengizinkan mereka, sedangkan Allah mengetahui apa yang ada di dalam dada mereka. Kemudian Allah membuka rahasia hati mereka dengan memberi penjelasan bahwa sesungguhnya fitnah itu dalam meninggalkan da’wah.
Dengan asbab da’wah juga, Allah akan memberikan kemuliaan terhadap orang yang melakukannnya tanpa membedakan di negara mana mereka berada. Usaha da’wah juga dapat menyatukan hati, sebagaimana firman Allah SWT. : ”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang Neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Ali Imran : 103)
Dengan sebab da’wah juga Allah akan menjadikan kehidupan seseorang baik laki-laki maupun perempuan tentram di dunia dan kesenangan yang abadi di akherat. Allah SWT. berfiman, ”Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (An Nahl : 97)
Amal-amal shaleh (hukum Allah) tidak akan wujud kecuali setelah adanya iman sedangkan iman itu sendiri didapat melalui usaha atas iman (da’wah dan perjuangan agama) sehingga Allah akan memberikan kehidupan yang sejahtera.
Dengan da’wah juga Allah akan memberikan khilafah (kekuasaan) di muka bumi dan memberikan keteguhan jiwa didalamnya. Sebagaimana telah kita dengar perkara-perkara tersebut telah dijanjikan oleh Allah dengan bersyarat, sesuai dengan firman Allah SWT., ”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diredhoinya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq”. (An Nur : 55)
Usaha da’wah merupakan thariqah (jalan) yang akan menyampaikan kepada amal shalih. Lalu apakah da’wah itu? Da’wah yaitu menyeru/mengajak manusia kepada Allah, sehingga manusia kenal kepada Allah, lalu disembahlah Allah dan ditaatilah perintah dan hukum-Nya. Perintah-Nya diutamakan sebelum perintah yang lain, dan ketaatannya juga lebih diutamakan sebelum ketaatan pada yang lain. Kenapa Allah mesti disembah? Karena Dialah yang menciptakan kita, yang memberikan rezeki, yang menghidupkan dan mematikan. Allah memiliki khazanah (gudang kekayaan) yang tak pernah habis. Allah SWT. berfirman : ”Siapakah yang memperkenankan do’a orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amatlah sedikit kamu mengingat-Nya”. (An Naml : 62)
Jadi kita harus menyembah Allah dan mengajak manusia agar menyembah Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Rib’i bin Amir ra., ”Kami adalah kaum yang diutus oleh Allah untuk mengeluarkan (membebaskan) manusia dari penyembahan kepada manusia menuju penyembahan kepada pencipta manusia
dan dari sempitnya dunia kepada luasnya akherat”.
Inilah maksud tujuan da’wah, yakni merealisasikan ’ubudiyah (penyembahan / peribadatan) kepada Allah diseluruh alam. Sedangkan tidak mungkin kita dapat beribadah kepada Allah kecuali bila kita berjalan diatas thariqah (jalan) Rasulullah SAW., Allah SWT. berfirman : ”Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (An Nisa’ : 64)
Oleh karena itu, ibadah kita harus sesuai dengan cara dan petunjuk Nabi SAW. Dan mesti ditanamkan dalam hati kita fikir ke negeri akherat. Seluruh manusia akan mati, lalu dimasukkan ke alam kubur, dan keadaan alam kubur ini sesuai dengan amalan masing-masing. Bisa jadi berupa taman dari taman-taman Surga atau satu jurang dari jurang-jurang Neraka. Maka dalam setiap amal perbuatan kita hendaknya senantiasa dibarengi fikir akherat, tentang kubur dan segala kejadian di dalamnya.
Supaya yang haq ini tersebar ke seluruh alam, maka Allah memerintahkan kepada setiap muslim apapun keadaannya, apakah ia miskin ataupun kaya, semuanya wajib da’wah (sampaikan walau satu ayat). Allah SWT. tidak meletakkan syarat atau keahlian khusus untuk melakukan da’wah. Untuk da’wah perlu waktu sebagaimana orang yang kerja (mencari nafkah), dengan cara mendatangi umat diseluruh dunia bukan hanya mengajak orang ketempat kita atau menunggu diundang. Insya Allah hidayah akan tersebar keseluruh manusia, sehingga berjaya didunia dan akherat.
Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar